Tips Menulis Artikel Yang Baik
1. Untuk menjadi penulis yang baik, banyak-banyaklah membaca buku.
Seorang penulis, pastilah juga seorang pembaca yang tekun dan gigih.
Sebabnya sederhana : bagaimana mungkin kita bisa menghasilkan tulisan
yang bermutu – dalam bidang bisnis dan manajemen misalnya – jika kita
nyaris tidak pernah membaca buku berbulan-bulan lamanya. Penulis yang
baik ditagih untuk terus memproduksi gagasannya yang renyah dan up to
date. Nah, dari mana sumber inspirasi dan gagasan itu bisa diringkus
jika kita malas membaca buku?
Namun manfaat membaca buku bukan hanya mendapatkan sumber gagasan dan
insipirasi untuk bahan menulis. Tekun membaca buku – utamanya buku yang
bermutu – akan mendidik otak kita untuk juga bisa menuangkan pikiran
secara logis dan sistematis (persis susunan isi buku). Pelan-pelan
proses semacam ini akan membuat kita terlatih untuk merangkai susunan
kalimat dengan baik dan enak dibaca.
Sebaliknya, orang yang tidak tekun membaca biasanya akan menemui
kesulitan untuk menulis rangkaian kata dengan baik. Sebabnya sederhana :
lantaran jarang membaca, otaknya menjadi tidak terlatih untuk menyusun
kalimat dengan struktur yang baik. Bentuk tulisannya, meski hanya satu
pragraf sering kacau balau dan tidak mudah dipahami.
2. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, upayakan untuk selalu
memproduksinya dengan bahasa yang mudah dicerna, runtut dan disertai
sejumlah contoh nyata yang mudah dipahami. Ilustrasi berupa contoh,
cerita atau kisah yang menggugah merupakan salah satu elemen yang amat
diperlukan untuk menyusun tulisan yang bermutu cemerlang.
Meski demikian, banyak orang yang entah kenapa, kadang menuturkan
tulisannya dalam bahasa yang rumit, berpanjang-panjang dan tidak mudah
dicerna. Tentu saja tulisan semacam ini hanya akan membikin pembacanya
termehek-mehek.
Namun jangan salah : menulis dengan kalimat yang runtut, mudah dicerna
dan enak dibaca juga bukan hal yang mudah dilakukan. Dibutuhkan latihan
(practice) yang terus berulang. Dan memang latihan demi latihan (misal
dengan cara menuliskannya melalui blog) akan makin mengasah ketrampilan
kita dalam menulis.
3. Menghasilkan tulisan yang layak dikenang biasanya juga membutuhkan “style menulis yang unik dan berkarakter”.
Karena itu usahakan agar kita juga bisa memiliki style sendiri yang
cukup unik. Disini mungkin kita bisa belajar dari para suhu penulis
seperti Goenawan Mohamad, atau dari tulisan pakar bisnis seperti
Hermawan Kartajaya, Rhenald Kasali atau gaya penulisan Tung Desem Waringin.
Apapun gaya penulisan yang mau kita tulis, yang terpenting adalah
membuat tulisan kita menjadi lebih relevan dan renyah dibaca. Saya
sungguh tidak nyaman jika harus membaca sebuah tulisan yang “kering” dan
monoton. Itulah kenapa saya kadang berusaha untuk menampilkan tulisan
yang sedikit “meliuk”, bergaya prosais, disertai dengan narasi contoh
yang ilustratif. Juga kadang dengan kalimat provokatif yang menghentak
seperti artikel antara aku, kau dan tuhan kita. Ini semua demi hadirnya sebuah tulisan yang kaya nuansa dan enak dibaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar